Setelah Sumbawa terkenal dengan madu hutannya (Apis dorsata) kini pengembangan madu di
Sumbawa lebih luas lagi dengan adanya madu Trigona/Rentelan. Madu hasil dari
lebah jenis Trigona Spp. ini
merupakan potensi yang besar juga di Sumbawa.
Potensi yang besar ini ditunjukkan dengan
banyaknya lebah jenis ini yang bersarang dalam lubang kayu-kayu pagar kebun
masyarakat, bambu dan pohon-pohon yang masih berdiri tegak yang nantinya akan
menjadi indukan pertama dari alam. Dilihat dari banyaknya potensi tersebut,
KPHP Batulanteh telah berinisiatif mengembangkan suatu pemecahan masalah perekonomian
masyarakat setempat atau pun di sekitar areal kerjanya KPHP Batulanteh untuk
mendorong masyarakat mengembangkan atau membudidayakan lebah trigona.
Budidaya lebah trigona cukup mudah dilakukan. Berbeda
dengan madu hutan yang perlu dicari di hutan bahkan sampai bermalam-malam
menginap di hutan, pengembangan madu trigona ini dapat dibudidayakan di sekitar
rumah atau pekarangan setelah masyarakat mendapat indukannya dari alam. Tahapan
pertama dari pengembangan ini adalah mencari sarang (lebah) indukan dari alam lalu
memindahkan ke dalam kotak kayu atau stup. Tujuan pemindahannya adalah untuk
mendapat indukan yang dapat dipelihara atau dikembangkan. Setelah dipindahkan
atau dipelihara di dalam stup, lebah akan berkembangbiak dan melakukan proses
pembuatan cairan madu. Semakin lama dipelihara, lebah akan semakin banyak
menghasilkan madu.
Stup lebah trigona ini seiring bertambahnya waktu akan
terus meningkat. Hal ini karena selama lebah berada di dalam stup, lebah akan
menghasilkan anakan lebah trigoan. Selama itu juga jika masih ada indukan dari
alam masyarakat terus memindahkan ke dalam stup-stup baru, semakin banyak pula
stup yang dikembangkan oleh masyarakat, semakin banyak pula lebah trigona yang
dihasilkannya dan semakin banyak pula madu trigona yang nantinya akan
diproduksi. Sebuah daya tarik masyarakat yang kemudia menjadi praktek
pembelajaran dan peningkatan pengetahuannya dalam budidaya lebah trigona.
Potensi madu trigona yang besar dihasilkan diikuti
juga dengan hasil atau produk turunannya, yaitu bee pollen (tahi lebah) dan propolis (lapisan luar malam).
Kandungan bee pollen ini kaya akan
kandungan protein dan vitamin, sedangkan propolisnya banyak mengandung zat
antibiotik yang banyak digunakan dalam dunia kesehatan dan kedokteran. Kedua
produk turunnya ini juga tak kalah bermanfaat dan menjadi daya jual juga dalam
pengembangannya.
Pengembangan budidaya lebah trigona ini terus
dikembangkan KPHP Batulanteh dengan membentuk kelompok-kelompok budidaya agar
pengembangnnya terstruktur lewat kelompok yang mereka bentuk. Perlahan-lahan
masyarakat mulai membentuk kelompok budidaya lebah trigona di beberapa dusun
atau desa. Pembentukan kelompok ini didasarkan pada potensi lebah trigona yang
ada di wilayah tersebut dan pastinya juga menjadi daya tarik masyarakat untuk
mengembangkan budidaya ini. Suatu pembelajaran struktur organisasi pula dalam
lingkup masyarakat kecil.
Dalam menampung dan memfasilitasi pemasaran produk
madu trigona ini, KPHP Batulanteh telah bekerjasama dengan berbagai pihak untuk
memasarkan madu trigona ini serta pengemasan madu trigona yang telah dilakukan
dengan label produk “SUMBAWA BLACK HONEY”.
KPHP Batulanteh pun mendorong
terbentuknya Asosiasi Lebah Madu Trigona Sumbawa. Penguatan asosiasi ini
didasarkan pada semakin menariknya dan banyak masyarakat yang membentuk
kelompok-kelompok budidaya lebah trigona. Pola pembelajaran dan pemberdayaan
masyarakat serta kemitraan yang nantinya akan menjadi dasar penguatan dan
peningkatan kualitas kelompok masyarakat. Secara langsung maupun tidak langsung
menjadi peningkatan kualitas dan
kuantitas terhadap produk-produk budidaya lebah trigona kelompok masyarakat.