Selasa, 03 Juni 2014

Flora Fauna Langka di KPHP Batulanteh



Sejak terbentuknya KPH beberapa potensi sumberdaya hutan mulai terungkap, khususnya di wilayah KPHP Batulanteh. Salah satunya adalah tengkawang (shorea sp.) dalam bahasa Sumbawa disebut dengan prek mayung. Tengkawang endemik di Sumatera, Kalimantan dan Papua, namun keberadaannya di Nusa Tenggara khususnya Sumbawa belum banyak diketahui. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa, Tengkawang merupakan salah satu yang dilindungi. Dalam lampiran PP 7/1999 ini ada banyak jenis tengkawang yang dilindungi, namun tengkawang yang telah ditemukan di Sumbawa ini belum diidentifikasi dengan jelas, maka kami menduga bahwa Tengkawang di Sumbawa ini tidak masuk dalam salah satu jenis Tengkawang yang dilindungi.
Kawasan hutan di Kelompok Hutan Batulanteh masih banyak terdapat burung-burung seperti Sempeong, Beo Sumbawa dan Kakatua Jambul Kuning, Punglor. Jenis burung-burung ini banyak dicari oleh para pemerhati burung, tetapi jenis Beo Sumbawa (Gracula religiosa robusta) dan Kakatua Jambul Kuning (Cacatua sulphurea) sudah sangat susah ditemukan di kawasan ini. Kakatua Jambul Kuning biasanya bersarang di pohon-pohon Binong (Tetramales nudiflora). Kedua jenis ini masuk dalam kategori dilindungi oleh Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 1999.
Terdapat juga tanaman Septogarcinia sumbawaensis yang keberadaannya hanya ada di Sumbawa dan Bali. Akan tetapi specimen duplikatnya Leiden, Kew, Arn.Arb., Singapore, Manila, Paris, Lae, New York, Br. Mus, Hawai, Calcutta, Brisbane, Canberra, U.S. Sekarang tanaman tersebut sangat jarang ditemukan kembali di hutan Batulanteh.


0 komentar:

Posting Komentar